Sebelumnya, ASUS Zenvolution 2016: ZenFone 3 Unboxing
So, setelah mendapatkan ZenFone 3, terus apa lagi? Sudah saja? Apakah para undangan langsung dipersilakan pulang dan istirahat di hotel? Ya enggak dong ah. Masih ada lagi yang seru di hari itu.
Jadi, kami kembali berkumpul di Nusa Dua Ballroom BNDCC untuk mengetahui lebih dalam mengenai fitur-fitur yang terdapat pada kamera ZenFone 3. Kegiatan ini dipandu oleh Mas Joko Soemitro. Semuanya dijelaskan secara detail. Tentang Pixel Master 3.0, TriTech Auto Focus, OIS, EIS, 20 camera modes, dan lain-lain. Karena perangkatnya sudah di tangan, ya langsung saja saya buktikan semuanya dong. Mulai dari memotret orang-orang yang sedang berjalan, memotret dengan tangan bergetar, selfie dengan cahaya minim. Seru.
![]() |
Happy (Foto: Susi Susindra) |
Kemudian Mas Joko menyebutkan 5 camera modes favorit versi beliau. Kalau enggak salah sih low light, depth of field, super resolution, child, sama apa lagi ya, lupa euy, hehehe.... Menurut saya sih, sementara ini (soalnya belum sempat mencoba semuanya) camera mode yang paling menarik itu low light, depth of field, dan child. Child mode ini lucu banget loh, ada suara-suara binatangnya. Kalau motret bayi atau anak kecil, dijamin mereka bakal langsung nengok ke kamera.
Selain itu, Mas Joko juga membimbing kami mengutak-atik manual mode, sebagai bekal untuk 'Beauty in The Sky' Photo Competition nanti. Kan ada tiga kategori tuh yang dilombakan, yaitu bebas, low light, dan 32s long exposure. Semuanya enggak boleh pakai flash. Hadiahnya? Sembilan unit ZenFone 3. Wuih....
Nah, buat yang enggak mengerti fotografi seperti saya, tetap bisa ikutan lombanya. Karena Mas Joko memberi tahu cara mengatur kameranya, terutama untuk S dan ISO. Keren kan? Mode 32s long exposure yang biasanya hanya dapat dihasilkan melalui kamera DSLR profesional, sekarang bisa pakai ZenFone 3.
Maka, setelah selesai makan malam dan registrasi, kami pun diantar menuju lokasi lomba di Peninsula Bay. Ternyata di sana suasananya memang remang dan romantis, hohoho.... Lalu, untuk mendukung mode 32s long exposure yang kameranya harus diam selama 32 detik, ASUS Indonesia juga membagikan tripod untuk 200 pendaftar pertama. Yeay! Setelah mendapatkan peralatan perang perlengkapan lomba, para peserta pun mulai menyebar mencari spot yang asyik untuk hunting foto.
Tapi... saya yang awalnya semangat banget mau ikut lomba, tiba-tiba gelisah karena merasakan hembusan angin yang sangat besar. Ya iyalah namanya juga di pinggir pantai. Dan, berhubung enggak pakai jaket, saya khawatir banget alerginya bakal kambuh. Yang ternyata enggak kambuh, sehat walafiat sampai kembali lagi ke Bandung. Alhamdulillah.... Berkat doa keluarga dan teman juga nih.
Makanya ketika itu, saya hanya mendapatkan beberapa foto saja. Itupun setelah dipilih-pilih, ternyata hanya satu yang agak layak untuk diikutkan dalam lomba, hiks.... Bukan salah kamera, tapi salah saya, hihihi....
Pukul sebelas, kami dibawa ke Courtyard by Marriott Bali Nusa Dua Resort, tempat rombongan media dan blogger menginap. Tetapi ketika saya membuka pintu kamar, rupanya pintunya dikunci dari dalam. Duh, teman sekamar saya sudah tidur nih. Jadi enggak enak, saya mengganggu malam-malam. Penasaran juga, siapa ya teman sekamar saya. Ternyata... jeng jeng jeng... Mba Widyanti Yuliandari, emak blogger lulusan Teknik Lingkungan yang terkenal dengan gaya hidup sehatnya.
Malam itu kami enggak banyak mengobrol. Capek banget. Plus harus mempersiapkan fisik juga untuk incredible race esok hari. Nantikan cerita serunya ya ;)
Selanjutnya, ASUS Zenvolution 2016: The Incredible Race