Quantcast
Channel: Nathalia DP
Viewing all articles
Browse latest Browse all 854

Nonton Bareng Film The Beginning of Life di Binar Indonesia

$
0
0
the beginning of life

Setelah tertunda beberapa kali akhirnya jadi juga Jule & Antzer Motherschool mengadakan acara nonton bareng (nobar) dan diskusi film The Beginning of Life. Cuplikan favorit saya dari film tersebut sudah saya tulis di sini.

Bekerjasama dengan Ibu Aundriani Libertina, M. Psi (psikolog, kepala sekolah Binar Indonesia), kegiatan pertama ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 16 September 2016 pukul 12.30 sampai 15.30 WIB di aula Binar Indonesia, Rancabolang Bandung. Pesertanya yaitu guru PG, TK, dan SD Binar Indonesia. Saat itu terdapat 22 guru yang hadir untuk mengikuti acara ini.


Dipandu oleh Bu Aund, acara ini berjalan lancar, interaktif, dan penuh pencerahan. Jadi, setelah menonton filmnya selama 90 menit, peserta langsung dimintai pendapatnya mengenai kesan-kesan terhadap film tersebut. Ditulis di kertas, ditempel di dinding, lalu kemudian dibaca satu per satu oleh Bu Aund. Berhubung pesertanya guru semua, sebagian besar sih memiliki ketertarikan yang lebih pada peran lingkungan terhadap perkembangan anak. Bahwa seorang anak bukan hanya tanggung jawab orang tuanya, tetapi juga tanggung jawab lingkungannya, termasuk guru.


Namun setelah bermusyawarah lebih lanjut, dari tujuh topik diskusi yang ditawarkan (Bonding, Children and their environment, Full development, Play, Becoming parents, Negligence, abuse and toxic stress, dan A village to raise a child), para peserta sepakat untuk memilih topik bonding sebagai bahan diskusi. 


Bu Aund membuka diskusi ini dengan cerita mengenai dua orang bayi. Keduanya sedang tidur di malam hari, namun terbangun dan menangis. Bayi A dibiarkan menangis dulu baru ibunya datang, lalu dengan sigap dan tanpa menyalakan lampu langsung mengganti popok bayi, memberinya susu, kemudian pergi lagi.

Sedangkan bayi B, ibunya langsung datang, menyalakan lampu sambil bertanya "Ada apa?", kemudian menyentuh popoknya sambil berkata "Wah basah, adik ngompol ya. Ibu ganti popoknya ya." Ketika si bayi masih menangis, ibunya bertanya lagi "Adik haus? Ibu buatkan susu ya." Bahkan ketika sedang membuat susu pun ibunya terus berbicara. "Tunggu sebentar ya, Ibu masak airnya dulu." Setelah selesai, ibunya memegangi botol susu hingga si bayi kenyang dan tidur pulas kembali. 

Apakah ibunya bayi B baik? Baik. Apakah ibunya bayi A enggak baik? Baik juga. Apakah ibunya bayi B responsif? Responsif. Apakah ibunya bayi A enggak responsif? Responsif juga. Lalu apa yang membedakan ibu bayi A dan ibu bayi B? Komunikasinya.  

Komunikasi merupakan hal penting dalam membangun bonding. Bayi A, ketika ibuya pergi akan baik-baik saja. Sedangkan bayi B, ketika ibunya pergi akan menangis, namun dia yakin bahwa ibunya akan kembali lagi. 


Jadi, bonding merupakan suatu ikatan yang diperoleh dari interaksi antara dua orang melalui proses berulang-ulang untuk dapat saling menyesuaikan diri satu sama lain. Dalam hal bonding, kuantitas (mengganti popok, memandikan, memberikan rasa nyaman) lebih penting daripada kualitas. Bonding melibatkan perasaan. Dan perasaan bisa muncul saat berdekatan. Kalau jauh juga ada sih, namun lama-kelamaan bisa hilang. 

Lalu ada lagi bayi C yang tinggal di panti asuhan. Dia diganti popok dan diberi susu oleh orang yang berbeda-beda, sehingga anak ini bingung dan sulit membangun bonding. Memang dia tetap tumbuh, namun enggak berkembang secara optimal (full development mencakup emosi, sosial, kognitif, dan fisik). Ketika sudah dewasa, anak ini akan susah beradaptasi dan membangun hubungan dengan orang baru.

Banyak sekali adegan di film The Beginning of Life yang mengandung bonding. Ketika anak baru lahir saja sudah ada skin to skin contact dengan ibunya, saling menatap, saling menyentuh, ibu berbicara dan bayi mendengar suaranya.


Kegiatan ini diselingi dengan permainan si buta dan si bisu. Para peserta bermain secara berpasangan, yang satu menjadi si buta dan yang satu lagi menjadi si bisu. Mereka harus berjalan menyeberangi ruangan dan menghindari hambatan di tengah ruangan. Heboh dan kocak. Kemudian setiap peserta diminta untuk merefleksikan permainan tersebut. Hasilnya yaitu bahwa anak lahir ke dunia seperti orang buta, mereka enggak tahu apa yang mesti dilakukan. Dan anak juga lahir ke dunia seperti orang bisu, mereka ingin menyampaikan pendapat dan keinginannya, namun sulit.

Mereka butuh paduan dan pedoman untuk menjalani kehidupan. Dan pedoman pertama itu siapa lagi kalau bukan ibu. Lalu bagaimana dengan ayah? Peran ayah juga penting, namun tetap enggak bisa menggantikan peran ibu. Apalagi nenek atau baby sitter. Masa kritis bonding adalah enam bulan pertama. Oleh karena itu cuti untuk ibu melahirkan sebaiknya enam bulan. Hmmm hmmmm...

Selanjutnya, diskusi dilanjutkan dengan mengaitkan topik ini terhadap peran guru di sekolah. Kondisi anak ketika pertama kali sekolah tergantung pada riwayat bonding di masa awal kehidupannya. Hal tersebut dapat diketahui dengan cara mengecek biodatanya (dalam sehari berapa lama ibu bersama dengan anak, apakah ibu bekerja full day/part time/freelance, siapa yang mengasuh anak apakah baby sitter/nenek/daycare, dan lain-lain).

Dari contoh kasus lima murid di Binar Indonesia yang sulit lepas dari neneknya, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa kelima anak tersebut mempunyai satu kesamaan yaitu ayah-ibunya bekerja dan mereka diasuh oleh keluarga besar.

Riwayat bonding yang buruk, dapat mempengaruhi masa depan anak (sulit menyesuaikan diri dan membangun hubungan dengan orang baru atau sebaliknya mudah beradaptasi namun tidak mempunyai hati nurani). Banyak hal yang bisa merusak bonding. Di antaranya ibu yang mengalami baby blues dan enggak segera ditangani, sehingga berujung pada depresi. Atau ibu yang melahirkan secara SC, karena dibius dan enggak mengalami peristiwa dan perasaan seperti ketika melahirkan secara normal.

Namun enggak ada kata terlambat, segera ciptakan bonding baru. Caranya yaitu dengan memperbanyak komunikasi dengan anak. Kebutuhan berbicara seorang anak sangat besar. Oleh karena itu ketika berdialog dengan anak, jangan hanya menjawab 'ya' atau 'tidak', seperti yang dijelaskan pada salah satu adegan di film The Beginning of Life. Untuk ibu yang melahirkan secara SC, bisa tetap menghayati perasaannya dengan cara lain. Lalu bagaimana dengan ibu yang bekerja? Usahakan ketika pulang ke rumah, ibu lah yang memandikan dan menyuapi anak. 

Apabila anak sudah terlanjur bermasalah? Dapat diperbaiki salah satunya dengan play therapy, yaitu terapi untuk memperbaiki luka sosial. Sayang sekali, karena keterbatasan waktu, Bu Aund belum bisa menjelaskan tentang play therapy ini secara lebih detail.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 854

Trending Articles