Siapa yang mempunyai pikiran 'I hate Monday'? Alhamdulillah, kalau saya sih selama ini enggak pernah benci sama hari Senin. Termasuk dulu ketika masih sekolah, kuliah, atau bekerja pun biasa-biasa saja tuh menghadapi hari Senin. Memang kadang ada juga saat-saat ketika masih ingin berleha-leha karena terbawa suasana akhir pekan, hehehe.... Tapi ya enggak sampai harus benci.
Sayangnya, beberapa bulan terakhir ini, menjelang Minggu sore itu perasaan saya selalu melow. Maklum, soalnya kini saya dan suami resmi menjadi pejuang LDM (long distance marriage). Enggak sampai harus berpisah selama berbulan-bulan sih dan tempatnya juga enggak jauh-jauh amat. Makanya suami masih bisa pulang seminggu sekali.
Tetapi meski begitu, ya tetap saja sedih. Cerita lengkapnya enggak perlu saya tulis di sini lah ya, khawatir malah bablas curhat terlalu panjang, hihihi.... Tapi ya intinya meski mencoba tetap bersikap positif dan bahagia, di lubuk hati yang paling dalam sih sedih, dan berharap semoga masa-masa ini bisa segera berakhir.
Akhirnya daripada melow, lebih baik saya mendoakan saja semoga suami selalu sehat, serta lancar dalam perjalanan dan pekerjaannya. Selain doa, untuk menjaga kesehatannya, saya juga selalu menyiapkan bekal untuk suami. Setiap minggu bekalnya berbeda-beda, namun yang pasti yaitu buah dan lauk untuk teman nasi. Kadang ditambah madu, racikan jamon (jahe madu lemon), abon, atau apa saja tergantung kebutuhan di tempat kos.
Biasanya bekal lauknya enggak banyak, hanya untuk satu atau dua kali sarapan saja. Lumayan menghemat. Sisanya biar suami beli sendiri agar lebih fresh dan enggak bosan. Sedangkan untuk makan siang dan makan malam sudah disediakan dari kantor.
Jenis bekalnya pun tergantung stok bahan makanan yang ada di kulkas. Kadang berupa olahan siap makan seperti semur daging, ikan bumbu kuning, ayam kecap, dan lain-lain yang mudah dihangatkan. Kadang masih berupa olahan setengah matang yang sudah diungkep seperti tempe bacem, ayam goreng, atau ayam bakar yang tinggal digoreng atau dibakar.
Nah, untuk mengemas bekal lauknya, saya menggunakan kantong plastik. Kenapa? Soalnya lebih praktis. Pertama, praktis karena bentuknya lebih fleksibel, enggak seperti kotak makan yang menghabiskan banyak tempat di tas. Kedua, praktis karena setelah digunakan, tinggal langsung dibuang saja, enggak seperti kotak makan yang harus dicuci. Dengan menggunakan kantong plastik, saya juga enggak khawatir kotak makan rusak, tertukar, atau hilang di tempat kos, hohoho....
Seperti hari Minggu kemarin, saya membuat Ayam Bakar Solo. Setelah diungkep, sebagian besar saya masukkan ke wadah kaca untuk stok di kulkas, dan sebagian lagi (beberapa potong) saya pisahkan ke dalam kantong plastik untuk bekal suami.
Tapi kantong plastiknya bukan sembarang plastik loh. Harus food grade dan aman digunakan untuk membungkus makanan. Makanya saya menggunakan kantong Plastik PP Wayang.
Kantong Plastik PP Wayang merupakan produk kantong plastik jenis PP (Polypropylene). Adapun kantong plastik PP adalah jenis kantong plastik yang memiliki karakter warna yang transparan, bening, dan jernih dengan permukaan yang mengkilap. Berikut beberapa keunggulannya dibandingkan kantong plastik merk lain.
Bening dan berkualitas
Kantong plastik PP Wayang menggunakan bahan biji plastik berkualitas grade A yang membuat tampilan plastik menjadi lebih bening dan jernih. Sehingga keaslian warna dan bentuk dari produk yang dikemasnya pun tetap terlihat. Selain itu, karena kualitas bahan yang baik juga mengurangi risiko warna kantong plastik PP Wayang cepat menguning.
Food grade
Kantong plastik PP Wayang menggunakan biji plastik murni (enggak mengandung bahan biji plastik daur ulang). Sehingga sangat aman apabila digunakan untuk mengemas makanan.
Kuat
Kantong plastik PP Wayang menggunakan seal yang dibuat 2 lapis untuk benar-benar memastikan kekuatan yang selalu prima dan terjaga. Sehingga enggak mudah jebol.
Halal
Penting nih bagi umat Muslim, kantong plastik PP Wayang sudah mendapatkan sertifikasi halal dari MUI. Selain itu, kantong plastik PP Wayang juga sudah mendapatkan sertifikasi ISO 9001 (sertifikasi dalam hal manajemen produksi dan penjaminan mutu produk) serta Indonesia Best Brand Award 2011 – 2018 (penghargaan untuk produk pilihan masyarakat). Wuih, keren ya.
Banyak pilihan
Kantong plastik PP Wayang memiliki beragam pilihan ukuran dan ketebalan untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Multifungsi
Kantong plastik PP Wayang dapat digunakan untuk apa saja. Selain digunakan sebagai pembungkus lauk untuk bekal suami, kantong plastik PP Wayang juga dapat digunakan untuk membungkus jenis makanan lain seperti kue jajanan pasar, keripik, atau bumbu masakan, membungkus perhiasan dan aksesori, hingga membungkus pakaian hasil laundry.
Terjangkau
Bagi teman-teman yang tertarik, kantong plastik PP Wayang dapat dengan mudah ditemukan di toko plastik tradisional baik di pasar maupun di sekitar tempat tinggal.
Oh iya, kantong plastik PP Wayang baru saja mengubah tampilan kemasannya loh. Sebelumnya, merk dan logonya hanya berupa kertas yang disisipkan di dalam kemasan. Sekarang lebih rapi karena merk dan logonya sudah tercetak di kemasannya. Selain itu, logonya juga berbeda. Sebelumnya, logonya adalah wayang kulit dengan latar berbentuk kotak warna merah. Sekarang, latarnya masih warna merah, namun berbentuk gunungan dengan tambahan motif ukiran warna emas di sampingnya. Pokoknya jadi lebih elegan deh. Serta lebih informatif juga dengan adanya pencantuman logo halal MUI, food grade, dan lain-lain yang lebih jelas di bagian bawahnya.
Meski sudah menemukan kantong plastik yang bagus, tetap saja harus bijak ya agar penggunaannya seminimal mungkin. Selain itu kalau saya, apabila plastiknya sudah selesai dipakai, dikumpulkan dengan sampah plastik lain untuk kemudian disetorkan ke bank sampah. Tinggal pilih, mau disetor ke bank sampah di komplek atau bank sampah di sekolah anak. Bagi-bagi deh, biar adil, hehehe....