Quantcast
Channel: Nathalia DP
Viewing all articles
Browse latest Browse all 853

Emak-Emak dan Pom Pom Boys

$
0
0

Entah kenapa, akhir-akhir ini banyak kegiatan saya di masa lalu yang tiba-tiba kembali lagi. Hmmm, enggak terlalu banyak sih sebenarnya, baru dua, hihihi.... Jadi setelah menerima tawaran sebagai planner beberapa waktu yang lalu, saya juga baru saja menyanggupi tawaran sebagai koreografer tukang melatih tari di komplek perumahan tempat saya tinggal.

Masih dalam rangka menyemarakkan perayaan 17 Agustus nih. Selama bulan Agustus kemarin kan tiap minggu selalu diadakan berbagai macam lomba. Nah, puncaknya adalah bazar dan pentas seni yang diadakan pada tanggal 29 Agustus. Acaranya dimulai sejak pagi. Seru!

Pentas seninya, diisi oleh berbagai macam penampilan dari warga komplek. Ada yang mengaji, menari, menyanyi. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, mahmud (mamah muda) dan duren (duda keren), semuanya ikut berpartisipasi. Prinsipnya dari kita, oleh kita, dan untuk kita deh. Enggak ketinggalan ada acara pembagian hadiah juga. Jav dapat piala dan bingkisan sebagai juara pertama lomba sepeda hias. Yippie! ;)


Kalau malamnya, acara diisi oleh bintang tamu. Yang pertama yaitu The Panas Dalam. Dan yang kedua yaitu Keluarga Besar Artis Musisi Bandung. Berhubung artis lawas (angkatannya Inka Christie dan Nicky Astria), saya merasa kurang familiar dengan nama artis-artis yang tergabung dalam Keluarga Besar Artis Musisi Bandung tersebut. Tapi kalau sudah mendengar lagunya, langsung ingat deh. Lagu-lagu zaman saya masih SD :D

Nah, suatu malam, sepulang dari rapat panitia Tujuh Belasan, suami saya mengatakan bahwa pada malam pentas seni nanti panitia ingin menampilkan Pom Pom Boys. Hmmm... sepertinya saya tahu ke mana arah pembicaraan ini. Katanya anak-anak Tarka sudah siap, dan meminta saya untuk membuat koreografinya. Tuh betul kan :D

Alhamdulillah, walaupun sudah jadi emak-emak begini, ternyata saya masih dipercaya untuk melakukan kegiatan yang cocoknya sih dilakonin sama yang masih muda, segar, dan energik :p Zaman masih muda dulu, di sela-sela kegiatan menari Bali bersama teman-teman di kampus dan kadang menari juga bersama salah satu grup tari di Bandung, saya memang selalu membuat koreografi untuk anak-anak Tarka di komplek, baik Pom Pom Boys maupun Modern Dance. Sekitar lima atau enam tahun berturut-turut. Mulai dari teman-teman seangkatan saya sampai yang seangkatan adik saya. Bahkan pernah juga loh Pom Pom Boys binaan saya itu diundang tampil untuk acara tahun baruan di hotel. Gaya ya, hehehe.... Seiring berjalannya waktu, generasi Tarka yang baru mulai melempem, kegiatannya semakin sepi, dan saya pun enggak pernah membuat koreografi lagi.

Selain itu, sejak memutuskan untuk berhijab beberapa tahun yang lalu, tentu saya enggak bisa menari lagi. Akhirnya saya mengobati rindu untuk menari melalui senam belly dance dan zumba di rumah.

Makanya ketika suami menyampaikan permintaan tersebut, perasaan saya campur aduk. Senang dan antusias, tapi sekaligus pesimis dan khawatir. Bagaimana enggak khawatir, sudah lama sekali saya enggak menari lagi. Emak-emak begini disuruh membuat koreografi apa enggak puyeng, hihihi.... Lalu bagaimana enggak pesimis, suami saya menyampaikan hal tersebut empat hari sebelum hari H, heuheu....

Tapi ya namanya juga Pom Pom Boys, gerakan sih enggak harus keren, simpel-simpel saja, yang penting lucu dan menghibur. Maka tiga hari sebelum hari H, saya ketemuan dulu sama anak-anaknya, membicarakan konsepnya ingin seperti apa. Enggak tanggung-tanggung mereka mau durasinya selama dua puluh menit, supaya eksis, hahaha.... Setelah saya mencari beberapa lagu yang cocok, berkutat dengan aplikasi MP3 Cutter and Joiner, serta membuat koreografinya, kami pun mulai berlatih dua hari sebelum hari H. Berhubung latihannya malam hari (kalau siang anak-anaknya kan sekolah), jadi Jav sama ayahnya dulu. Yeay! Me time :D

Seperti biasanya, melatih remaja laki-laki menari itu menghibur sekali. Dijamin enggak akan berhenti tersenyum dan tertawa. Bayangkan saja, mereka yang maskulin itu (orang yang sama dengan peserta lomba panjat pinang) disuruh melakukan gerakan perempuan. Ada sih yang bisa gemulai, dan ada juga yang jarang ikut latihan namun daya tangkapnya cepat. Tapi sebagian besar ya kaku-kaku. Untungnya semuanya pada semangat. Berani malu dan gila-gilaan. Kocak! Selanjutnya tinggal improvisasi masing-masing dan menambahkan teriakan sok imut ala cheerleader ;)

Dari saya sendiri, sebenarnya merasa kurang optimal sih. Karena waktu latihan hanya dua hari, maka saya memberi gerakan berulang. Padahal dulu saya paling alergi sama gerakan yang diulang-ulang. Selain itu, karena faktor umur, rupanya saya sudah mulai pikun juga. Di buku catatan saya, gerakan kedua untuk lagu ketiga itu yaitu 'loncat'. Tapi ketika praktik, saya malah bingung sendiri, loncat yang bagaimana nih maksudnya, lupa , hihihi....

Tentunya saya senang sekali bisa melatih tari lagi. Dibandingkan dengan ketika menjajaki pekerjaan sebagai planner kemarin, kakunya sebentar saja dan loading-nya lebih cepat. Saya pun merasakan kembali bagaimana nikmatnya menari.

Menari ramai-ramai tentu berbeda dengan senam sendiri di rumah. Keduanya memang sama-sama merupakan aktivitas fisik yang bermanfaat bagi tubuh, di antaranya:
  • Memperbaiki postur tubuh.
  • Mengurangi berat badan.
  • Membuat tubuh lebih sehat dan bugar.
  • Meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot serta kelenturan tubuh.
  • Membuat otak lebih cerdas.
Tapi dengan menari bersama-sama, apalagi melatih Pom Pom Boys, saya merasa bahwa kegiatan tersebut memicu keluarnya hormon endorfin yang lebih banyak sehingga membuat hidup lebih bersemangat dan bahagia. Jadi lupa umur dan merasa jauh lebih muda :p

Hmmm, jadi teringat lagi dengan cita-cita saya untuk mempunyai sanggar tari dan tetap eksis melatih tari. Tetap seru kok walaupun enggak bisa tampil di atas panggung dan menikmati sorotan lampu serta tepukan tangan dari penonton. Seperti yang saya rasakan malam itu ketika Pom Pom Boys akan tampil (mereka tampil setelah The Panas Dalam). Deg-degannya sama :D

Alhamdulillah ketika tampil, semua penonton langsung berebut maju ke depan, tertawa, dan berteriak heboh melihat anak-anak Tarka mengenakan pakaian perempuan yang seksi, berdandan, serta melakukan gerakan yang centil. Padahal kostumnya seadanya saja, tanktop dan rok mini yang enggak seragam. Propertinya pun hanya pom pom yang dibuat dari tali rafia. Maklum lah, persiapannya singkat sekali. Seandainya ditambah wig atau tiara, pasti akan lebih cetar.


Mau melihat videonya juga? Menyusul ya, belum berhasil upload ke Youtube nih.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 853

Trending Articles