Awalnya saya enggak pernah memiliki keinginan untuk menggendong Rashya menggunakan woven wrap. Karena sepertinya rumit harus melilit-lilit kain yang sangat panjang. Sudah cukup memakai stretchy wrap aja deh yang harus dililit-lilit. Tapi saat ada pendaftaran peserta travelling woven wrap Nana Babycarrier di WAG Bandung Babywearers, saya jadi penasaran juga. Akhirnya coba daftar, dan... dapat. Yeay!
Saya baru sebulan bergabung dengan komunitas Bandung Babywerarers. Perkenalan dengan komunitas BBW bermula ketika saya mencari tutorial simpul jangkar untuk jarit. Tutorial tersebut menuntun saya pada komunitas Indonesia Babywearers dan Bandung Babywearers.
Niat awal saya bergabung dengan komunitas BBW selain untuk mendapatkan ilmu tentang babywearing, juga agar bisa mendapatkan akses untuk meminjam gendongan di library-nya. Setelah masuk, baru tahu ternyata ada travelling wrap juga. Sayangnya sudah beberapa kali saya enggak bisa ikut daftar karena entah kenapa jadwalnya selalu bentrok dengan jadwal Rashya ke dokter, hihihi...
Hingga kemarin, akhirnya kesampaian juga bisa ikut travelling wrap. Semua prosesnya seru dan bikin deg-degan. Mulai dari pendaftaran yang waktunya super singkat. Kemudian berharap-harap cemas bisa terpilih atau enggak. Lalu senang setelah terpilih. Antusias saat gendongannya tiba di rumah. Tapi deg-degan takut tanpa sengaja mengotori atau merusak gendongannya. Dan lega setelah mengirim gendongannya ke peserta selanjutnya, hehehe....
Jadi, pengalaman pertama travelling wrap ini saya mencoba Woven Wrap Nana Babycarrier Big Stripe Orange milik Teh Tyas Landiastuti. Woven wrap adalah kain tenun panjang yang digunakan untuk menggendong bayi. Karena ditenun dan enggak melar, woven wrap termasuk gendongan dengan masa pakai yang panjang, yaitu dari bayi baru lahir sampai masa balita.
Woven wrap dari Nana Babycarrier ini merupakan kain tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) 100% katun. Cantik, begitu kesan awal saya ketika menerima dan melihatnya. Apalagi setelah dipakai, lebih kece lagi, warnanya cerah dan segar.
Setelah berkali-kali melihat tutorial teknik menggendong menggunakan woven wrap, akhirnya saya mencoba Front Wrap Cross Carry (FWCC). Ya iyalah, itu yang paling dasar dan paling gampang. Lumayan juga melilit kain size 6 sepanjang 4,7 m ini. Masih ada banyak sisanya. Sepertinya saya lebih cocok menggunakan size 5. Jadi, woven wrap memiliki ukuran yang berbeda-beda, disesuaikan dengan tinggi dan berat badan baik penggendong maupun yang digendong.
Setelah terpasang, rasanya enak banget. Berat beban Rashya menyebar ke seluruh badan. Melekat dengan pas dan kokoh. Rashya pun langsung terlelap beberapa menit kemudian. Saya bisa menyapu dan mengangkat jemuran dengan nyaman. Jujur, saya langsung jatuh cinta. Apalagi, sama dengan ring sling-nya, woven wrap dari Nana Babycarrier ini cukup tipis dengan gramasi 125 g/m2. Enggak bikin gerah.
Sayang banget, saya enggak bisa memamerkan mengenakan gendongan ini jalan-jalan ke luar. Soalnya pas kebagian menjadi host travelling wrap di hari kerja, hari Selasa sampai hari Jumat. Hari Sabtu sudah saya kirim ke host selanjutnya. Untungnya dalam waktu empat hari tersebut, saya masih bisa mencoba beberapa teknik lain. Diantaranya yaitu FWCC with Poppin Finish, tapi belum berhasil rapi dan membuat Rashya nyaman. Serta FWCC with a Pond Finish. Maaf enggak ada fotonya karena saya malas mengganti daster, hehehe....
Terima kasih ya Teh Tyas Landiastuti atas pinjaman woven wrap-nya, sehingga saya bisa ikut mencicipi dan mulai teracuni. Terima kasih juga untuk Bandung Babywearers yang telah memfasilitasi travelling wrap ini.