Quantcast
Channel: Nathalia DP
Viewing all articles
Browse latest Browse all 856

Ular Tangga

$
0
0

Beberapa waktu yang lalu, Jav menemukan sebuah dadu. Bentuknya kecil sekali. Warnanya hijau dengan titik-titik berwarna putih. "Bunda, ini apa?" tanya Jav. "Ini namanya dadu," jawab saya. "Sama kaya yang di mobil yah," ucapnya. "Iya," saya menjawab sambil mengangguk. Di mobil memang ada bantal hias berbentuk dadu. "Buat apa sih?" Jav bertanya lagi. "Buat dikocok, dikeluarin, terus dihitung jumlah titiknya." Kemudian kami pun langsung mempraktekkannya. Jav sangat menyukai bunyi dadu yang sedang dikocok dan bersemangat menghitung jumlah titiknya.

Saya kemudian memikirkan berbagai alternatif permainan yang bisa dimainkan dengan menggunakan dadu. Salah satunya yaitu loncat dari satu tegel ke tegel lain yang jumlah loncatannya berdasarkan pada jumlah angka yang tertera pada dadu. Selain belajar berhitung, bisa melatih motorik kasar, dan menyalurkan energi Jav juga, hehehe....

Lalu tiba-tiba saya teringat pada board game Ular Tangga. Kebetulan yangkinya Jav ada perlu ke toko mainan, langsung deh saya titip. Alhamdulillah, sekarang Jav sudah punya Ular Tangga, dibeliin yangkinya. Tapi ketika saya lihat dusnya, ternyata permainan tersebut diperuntukkan untuk anak berusia di atas 6 tahun. Hmmm, biar deh, dicoba saja dulu, toh peraturannya enggak rumit.

Pertama kali, saya biarkan Jav main sendiri dulu. Saya jelaskan bagaimana caranya. Mulai dari mengocok dadu, menghitung jumlah titik yang tertera pada dadu, hingga memindahkan bidak dari satu kotak ke kotak lain sebanyak angka yang tertera pada dadu. Saya juga menjelaskan bahwa apabila bidaknya berhenti di kotak yang bergambar tangga, berarti bidaknya bisa naik ke kotak di ujung gambar tangga. Tetapi apabila bidaknya berhenti di kotak yang bergambar ular, berarti bidaknya harus turun ke kotak di ujung gambar ular. Setelah Jav mengerti permainannya, mulai deh main berdua. Kadang sama saya, kadang sama ayahnya.

Yang lucu nih, ketika awal-awal bidak Jav berhenti di kotak yang bergambar ular, sehingga harus turun, dia enggak terima. Marah dan menangis, hihihi.... Begitu juga ketika dikalahkan oleh saya atau ayahnya, pundung, hehehe.... Untungnya, lama-lama Jav mulai terbiasa dengan hal yang kurang mengenakkan tersebut. Sekarang, dia malah ketagihan, minta main Ular Tangga terus, pulang sekolah, sebelum tidur, bangun tidur. Pergi ke mana pun, Ular Tangganya selalu dibawa. Saya sih senang-senang saja, karena permainan tersebut kan baik untuk perkembangan anak.

Yup! Jangan salah. Permainan sederhana yang sering kita mainkan sewaktu kecil dulu ternyata banyak manfaatnya loh. Di antaranya:
  • Meningkatkan bonding antara anak dan orang tua.
  • Belajar berhitung dengan cara yang menyenangkan. Bahkan bisa belajar penjumlahan juga (kan dadunya ada 2). Tapi belum lah Jav mah, santai saja dulu. 
  • Belajar membaca angka di setiap kotak dari urutan yang lebih kecil sampai yang lebih besar, untuk menentukan arah bidaknya. 
  • Melatih emosi, terutama ketika bidaknya berhenti di kotak yang bergambar ular. Supaya Jav belajar menerima bahwa hidup enggak selamanya menyenangkan dan dia harus siap dengan berbagai kemungkinan tersebut.
  • Melatih daya juang, bahwa bidak bisa naik bisa turun, tapi kalau sabar dan telaten pasti akhirnya bisa sampai juga ke kotak nomor 100.
  • Melatih sportivitas, karena dalam sebuah permainan, wajar apabila ada yang menang dan ada yang kalah.
So, simpan dulu yuk gadget-nya, luangkan waktu untuk bermain Ular Tangga bersama anak :D


Viewing all articles
Browse latest Browse all 856

Trending Articles