Semua orang pastinya enggak ingin sakit dong ya. Tapi namanya manusia, serajin apapun menjaga kesehatan dan sesoleh apapun beribadah, tetap saja bisa sakit. Sebagai manusia kita cuma bisa tawakal. Berusaha dan berdoa.
Salah satu bentuk usaha untuk mengantisipasi sakit yaitu dengan memiliki asuransi kesehatan. Sakit kan harus diobati ya. Namun sayangnya, biaya berobat itu enggak murah. Apalagi kalau harus sampai operasi dan rawat inap juga. Duh, jumlahnya bisa mengganggu kestabilan keuangan rumah tangga.
Makanya, menurut saya asuransi kesehatan itu penting sih. Untuk apa? Untuk hati yang lebih tenang. Coba bayangkan kalau keluarga kita sakit, perasaan pasti enggak keruan. Dengan sakitnya saja bisa membuat sedih, khawatir, kadang panik juga. Apalagi kalau harus ditambah memikirkan biayanya. Syukur seandainya ada dana darurat. Kalau enggak ada, bagaimana? Duh, pusingnya jadi double, mengurus yang sakit sambil pontang-panting mencari biaya juga.
Dulu, saya memang kurang tertarik untuk memiliki asuransi. Setelah menikah dan memiliki anak, baru deh menyadari betapa pentingnya memiliki asuransi. Terutama asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Saya pernah mendengar bahwa asuransi itu ibarat payung dan sakit ibarat hujan. Payung memang enggak bisa menghentikan hujan, tapi kalau pakai payung kita enggak akan kebasahan. Begitu....
Pengalaman Memanfaatkan Asuransi Kesehatan
Untungnya, sejak beberapa tahun yang lalu sudah ada program BPJS dari pemerintah ya. Jujur, saya merasa terbantu banget dengan adanya program BPJS ini. Alhamdulillah enggak pernah dikecewakan. Memang sih harus menjalani prosedur yang agak sedikit lebih panjang, tapi selama ini saya selalu mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
Mulai dari sakit ringan seperti batuk pilek, hingga yang cukup berat seperti ketika saya kuret (terbayang kan sedihnya harus kuret karena blighted ovum, untungnya enggak perlu memusingkan biayanya juga), operasi gigi bungsu suami (tampak remeh tapi biayanya besar juga, apalagi gigi yang diangkat ada empat), operasi varikokel suami (katanya biayanya sampai puluhan juta), melahirkan Rashya (meski melahirkan pervaginam alhamdulillah ditanggung juga), dan perawatan gigi Jav (coba hitung berapa biaya yang harus dikeluarkan karena bolak-balik perawatan seminggu dua kali selama tiga bulan).
Meski begitu, penting juga loh memiliki asuransi kesehatan tambahan di luar BPJS. Seperti yang kita tahu, pelayanan BPJS itu prosedurnya agak panjang dan berjenjang. Harus dimulai dari fasilitas kesehatan tingkat satu dulu, baru kalau enggak bisa ditangani di sana dilanjutkan ke fasilitas kesehatan tingkat dua, dan seterusnya. Untuk fasilitas kesehatan tingkat dua dan tingkat tiga bebas mau pilih di mana. Tapi fasilitas kesehatan tingkat satunya harus sesuai dengan yang tercantum di kartu. Padahal kan dokter itu cocok-cocokan ya.
Selain itu, perawatannya pun biasanya dibatasi, enggak bisa sekaligus. Contohnya waktu Jav mau periksa alergi di kulit kepalanya sekalian meminta surat rujukan ke dokter mata, enggak bisa sekalian dua-duanya, harus pilih dulu salah satu. Contoh lain juga waktu gigi Jav bolong. Walau ada dua gigi yang bolong, enggak bisa langsung ditambal dua-duanya, satu gigi dulu, satu gigi lagi minggu depannya.
Alhamdulillah, tahun ini kami sudah memiliki asuransi kesehatan dari AXA juga. Jadi lebih leluasa. Ketika sakit, tinggal pilih sesuai kebutuhan, mau pakai BPJS atau AXA. Kalau lagi santai, ya dikeureyeuh saja pakai BPJS, enggak ribet kok. Tapi kalau seperti kemarin waktu Rashya harus kontrol gigi, saya memilih memanfaatkan asuransi kesehatan dari AXA.
Sebenarnya di fasilitas kesehatan tingkat satu yang saya daftarkan untuk BPJS juga ada dokter giginya, tapi dokter gigi umum. Makanya kemarin coba datang ke rumah sakit khusus ibu dan anak supaya bisa kontrol sama dokter gigi spesialis anak. Di sana ada mini playgroundnya juga, jadi lebih nyaman bagi Rashya meski harus antre agak lama.
Dokternya cukup tegas, kalau sama ibunya heuheu.... Tapi kalau sama Rashya sih efektif dan ramah kok. Beliau dibantu sama dua orang perawat yang enggak kalah ramah membujuk Rashya. Meski sempat meronta ketika diperiksa, Rashya enggak nangis. Namun yang mengejutkan nih, ternyata gigi geraham Rashya sudah bolong juga, hiks.... Jadi harus ditambal. Alhamdulillah kemarin berhasil menambal dua gigi geraham bawahnya. Kaget juga, menambal dua gigi sekaligus kan biayanya enggak murah ya. Untung ditanggung asuransi.
Tips Memilih Asuransi Kesehatan
Nah, bagi teman-teman yang belum mempunyai asuransi kesehatan dan tertarik untuk memiliki, berikut sedikit tips dari saya dalam memilih asuransi kesehatan.
- Sesuaikan dengan kebutuhan. Bila sudah berkeluarga, pilih layanan asuransi yang bisa mencakup seluruh anggota keluarga. Sehingga satu polis bisa digunakan untuk semua anggota keluarga dengan biaya yang lebih ringan.
- Sesuaikan dengan budget. Sebaiknya, beban pembayaran premi asuransi adalah sebesar 10%-15% dari total pendapatan.
- Kenali sistem asuransi. Bisa sistem reimbursement dengan membayar terlebih dahulu semua biaya perawatan, lalu nanti kuitansinya diklaim ke perusahaan asuransi. Atau sistem cashless yang lebih praktis karena tinggal gesek kartunya saja.
- Pilih asuransi dengan keterjangkauan provider rumah sakit yang lebih banyak dan luas.
Selamat memilih asuransi, serta tetap semangat menjaga kesehatan diri dan keluarga tercinta ya :)