Quantcast
Channel: Nathalia DP
Viewing all articles
Browse latest Browse all 856

Ketika Jav Mulai Mengenal Jajan

$
0
0

Alhamdulillah.... Mulai besok sekolah Jav sudah libur dan baru masuk lagi pertengahan bulan Agustus. Hore! Jadi, Jav bisa main sepeda pagi sepuasnya. Dan saya juga bisa santai pagi sesukanya mempunyai tambahan waktu untuk nge-blog, karena bagi saya pagi hari itu waktu yang paling asyik untuk menulis :)

Kalau Jav sekolah, waktu menulis saya sangat terbatas. Karena setiap pagi, selain menyelesaikan pekerjaan rumah, saya juga harus mengawasi Jav agar waktu main sepeda, makan dan mandinya tidak terlalu lama. Tidak lupa, saya juga harus menyiapkan bekal makanan untuk di sekolahnya.

Membicarakan bekal makanan, saya jadi teringat pada salah satu harapan saya menyekolahkan Jav di sekolah baru, yaitu mengembalikan kebiasaan Jav mengkonsumsi makanan yang sehat.

Beberapa bulan terakhir ini, setiap selesai menjemput Jav pulang dari sekolahnya yang lama, saya sering mendapatkan bekal makanan yang saya bawakan untuknya tidak habis. Malah, saya juga kadang menemukan remah makanan ringan kemasan di dalam kotak bekalnya. Hmmm, pantas saja bekalnya tidak habis, rupanya Jav memilih jajanan yang dibawa oleh teman-temannya--yang rasanya tentu lebih manis dan lebih gurih.

Padahal sejak masa MPASI, saya tidak pernah mengenalkan Jav pada jajanan, khususnya yang mengandung penyedap buatan, pemanis buatan, pewarna buatan, dan zat aditif lainnya. Sebagai gantinya, saya selalu berusaha menyediakan camilan sehat di rumah. Kalaupun sedang sibuk atau malas, saya akan membelikan biskuit dan kue yang sehat untuk Jav.

Selama Jav belum dewasa dan belum mengerti makanan yang baik dan makanan yang tidak baik bagi tubuhnya, berarti kewajiban saya sebagai orang tua untuk selalu memberi makanan terbaik bagi kesehatan dan tumbuh kembangnya.

Tentu saja saya merasa sangat kecewa ketika mengetahui bahwa kebiasaan Jav memakan makanan yang sehat sejak bayi, tidak menjamin bahwa ketika balita dia tidak akan tergoda pada jajanan yang tidak sehat.

Semenjak kejadian tersebut, saya sadar bahwa membiasakan memberi makanan sehat kepada anak ternyata tidak cukup. Kebiasaan tersebut harus disertai juga dengan:
  1. Memberikan pemahaman pada Jav bahwa makanan yang tidak sehat akan berdampak buruk bagi tubuhnya. Selain melalui dialog-dialog ringan yang santai, saya juga menceritakan pentingnya memilih makanan sehat melalui buku maupun video. Dengan begitu, saya berharap Jav bisa mulai memilih makanan sehat atas kesadarannya sendiri.
  2. Menyediakan camilan yang mirip dengan jajanan kesukaannya. Misalnya, membuat keripik mi sendiri. Agar gurih, saya memberi bubuk bawang putih, garam, dan gula tepung sebagai taburannya. Begitu juga dengan jeli favoritnya. Di kulkas selalu tersedia jeli dengan takaran gula minimalis yang dicetak dengan bentuk yang imut dan menarik.
  3. Didukung oleh lingkungan sekitar yang juga mengkonsumsi makanan sehat. Akhirnya, waktu itu saya memutuskan untuk rutin membawa bekal yang lebih banyak untuk dibagikan pada teman-teman Jav di sekolah lamanya. Tidak setiap hari, cukup dua minggu atau sebulan sekali. Teman-teman Jav rupanya menyukai bekal yang saya bawakan. Dampak langsungnya membuat Jav semakin semangat menghabiskan bekal makanan sehatnya. Sedangkan dampak tidak langsungnya yaitu bonus penghasilan tambahan karena orang tua teman-teman Jav akhirnya memesan makanan sehat untuk anaknya pada saya, hohoho....

Untungnya, di sekolah barunya yang sekarang ini, ada peraturan yang melarang para orang tua untuk membekali anak-anaknya jajanan yang tidak sehat :)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 856

Latest Images

Trending Articles