Quantcast
Channel: Nathalia DP
Viewing all articles
Browse latest Browse all 853

5 Tips Membersihkan Rumah Ala Penderita Alergi Debu

$
0
0
TUMElectroluxBlogCompetition

Semua orang pasti mendambakan rumah yang sehat. Begitu juga dengan saya. Tentu merasa nyaman apabila dapat beristirahat dan beraktivitas di dalam rumah yang pencahayaan alaminya baik, sirkulasi udaranya lancar, serta selalu bersih dan kinclong. Sayangnya harapan tersebut justru menjadi sebuah dilema bagi saya.

Sebagai penderita alergi debu, tentu saja saya membutuhkan ruangan yang selalu aman dari debu. Hidung yang sensitif ini pasti langsung bersin-bersin dan meler kalau memasuki area yang berdebu. Tapi karena saya juga yang bertugas membereskan rumah, maka kegiatan membersihkan debu menjadi sesuatu yang sangat menyiksa.

Alergi saya ini baru muncul setelah lulus kuliah. Tapi sebenarnya sudah sejak lama saya merasa ogah mengerjakan kegiatan yang berurusan dengan debu seperti mengelap dan mengepel. Entah kenapa, enggak suka aja. Makanya kegiatan tersebut selalu menjadi tugas adik saya. Sedangkan saya lebih senang untuk menyuci dan menyetrika.

Apalagi sekarang, setelah menikah dan alerginya sering kambuh. Seandainya boleh memilih, kepingin banget menghapus kegiatan mengelap dan mengepel dari daftar pekerjaan rumah. Lebih baik disuruh menyetrika pakaian segunung deh. Jadi jangan heran ya kalau mendapati saya enggak mengepel setiap hari, hihihi....

TUMElectroluxBlogCompetition

Saya juga maunya sih rumah itu enggak usah dihiasi banyak pernak-pernik dan pigura-pigura foto, enggak perlu pakai karpet, jendela pun enggak mesti ditempel teralis. Agar mengurangi lahan bagi debu untuk singgah dan bersarang. Tapi kan enggak mungkin ya.

Lalu bagaimana saya mengatasi kotoran dan debu-debu dengan kondisi yang alergi begini? Ini dia tipsnya....

TUMElectroluxBlogCompetition

Pertama, menjaga lebih baik daripada membersihkan.
Sebenarnya quote di atas bukan hanya berlaku untuk suami dan anak, tapi untuk seluruh anggota keluarga--termasuk saya juga. Betul loh, kalau kami sedang banyak kegiatan di luar, rumah bisa menjadi bersih lebih lama. Enggak ada helai-helai rambut rontok saya yang tercecer, enggak ada remah-remah makanan yang menggemaskan, enggak ada mainan yang berantakan. Tapi tetap saja, kalau debu sih selalu eksis. Untuk meminimalkan kotoran dan debu yang masuk ke dalam rumah, maka salah satu caranya yaitu menyimpan keset di balik pintu, agar kotoran pada kaki dan debu dari celah di bawah pintu enggak ikut masuk ke dalam rumah. Menggunakan tempat penyimpanan sepatu yang tertutup. Serta memasang kasa kawat pada ventilasi.

TUMElectroluxBlogCompetition

Kedua, bertanggungjawab. 
Seluruh anggota keluarga dibiasakan untuk bertanggungjawab atas 'kekacauan' yang diciptakannya. Air minum yang tumpah, nasi yang tercecer, atau kotoran dari ban sepeda/motor harus langsung dibersihkan sendiri, hohoho....

Ketiga, berbagi tugas. 
Saya kan sudah kebagian menyuci piring, menyuci pakaian, menyapu, menyetrika, mengelap, mengepel, mengganti seprai, menjemur bantal, dan lain-lain. Di akhir pekan, giliran suami saya yang membersihkan toilet, menguras bak, menjemur karpet, menghisap debu di tempat-tempat yang sulit dijangkau (kolong kursi, atas lemari, sudut), dan lain-lain. Begitu pun dengan Jav--anak kami, sejak balita sudah saya biasakan untuk mandiri--mengurus kebutuhannya sendiri. Seperti menyimpan pakaian kotor di keranjang, menyimpan piring kotor di kitchen sink, membereskan mainan setelah digunakan, dan lain-lain. 

TUMElectroluxBlogCompetition

Keempat, menggunakan masker.
Berhubung saya masih menggunakan peralatan manual seperti sapu dan lap--yang debunya bisa terbang lagi, maka setiap membersihkan ruangan saya harus memakai masker. 

Kelima, membeli vacuum cleaner.
Yup, saya kepingin banget mempunyai vacuum cleaner. Supaya semakin semangat bersih-bersih setiap hari tanpa khawatir akan debu yang beterbangan dan enggak perlu menunggu suami setiap akhir pekan. Soalnya vacuum cleaner yang biasa digunakan suami saya itu milik orang tua--yang lokasinya hanya terhalang tiga rumah. Ukurannya pun besar dan suaranya berisik. 

Melalui informasi yang saya baca dari artikel di The Urban Mama dan brosur dari Electrolux Indonesia, apabila melihat alergi debu yang diderita, saya sih cocoknya menggunakan penghisap debu jenis canister. Namun mengingat kebutuhan akan kenyamanan dan alat yang multifungsi, maka saya lebih memilih penghisap debu jenis stick, yaitu Electrolux Vacuum Cleaner tipe Ergorapido ZB3114AK

TUMElectroluxBlogCompetition

Semoga cita-cita saya kesampaian ya, bisa memiliki produk #Over100YearsElectroluxVacuum.

~~~

#TUMElectroluxBlogCompetition
600 kata

Referensi:
  • http://theurbanmama.com/articles/tumluncheon-clean-house-happy-family-m58460.html
  • http://www.electrolux.co.id/LocalFiles/AsiaPacific_Region/Brochures/INDO/Master_Catalog_Vacuum.pdf
  • http://www.electrolux.co.id/Products_new/Cleaning/Cordless-(Stick-and-Handheld)/ZB3114AK/


Viewing all articles
Browse latest Browse all 853

Trending Articles