Bulan Januari nanti, Jav sudah menginjak usia enam tahun. Hiks, enggak terasa ih, makin besar saja. Makanya sejak setahun yang lalu, saya dan suami mulai menjalankan program adik untuk Jav. Itupun kalau berhasil, berarti perbedaan usia Jav dan adiknya terpaut cukup jauh.
Sebenarnya, berapa ya bagusnya jarak usia antara kakak dan adik? Dari yang pernah saya baca sih, idealnya sekitar empat tahun. Kalau di bawah tiga tahun, nanti jadi seperti mengurus anak kembar. Sedangkan kalau di atas lima tahun, seperti membesarkan anak tunggal lebih dari satu kali. Iya sih, betul juga. Hmmm, ya biarlah, sudah telanjur. Enggak perlu menyesal, yang penting sekarang berusaha saja.
Namun ternyata program hamil yang kedua ini enggak semudah seperti kehamilan pertama dulu. Setelah menikah, saya hanya mendapat haid satu kali, kemudian selanjutnya langsung dinyatakan positif mengandung Jav. Sedangkan kali ini, sudah setahun sejak lepas IUD, tetapi sampai sekarang belum berhasil juga.
Jadi ketika lepas IUD bulan Oktober 2015, setelah haid satu kali, bulan Desember saya dinyatakan positif hamil. Namun ternyata pada bulan Januari, diketahui bahwa sebenarnya saya enggak benar-benar hamil. Saya mengalami blighted ovum (kehamilan kosong). Cerita tentang blighted ovum pernah saya tulis di sini. Begitu pula dengan cerita kuretnya, sudah saya tulis di sini.
Sedih? Pasti. Tapi ya berusaha pasrah saja. Anak kan rezeki dari Allah. Dia Yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kami. Dia pula Yang Maha Kuasa menentukan kapan waktu yang tepat bagi saya untuk diamanahi anak lagi.
Sayangnya... setiap melihat Jav mengasuh dan bermain bersama adik sepupunya, saya pasti baper. Merasa sedih karena belum bisa memberi adik untuk Jav. Apalagi dia memang sudah lama ingin mempunyai adik. So, pasrah boleh. Tapi tetap harus berusaha dan berdoa agar bisa mendapatkan buah hati lagi.
Saat hamil Jav dulu, saya enggak melakukan persiapan apa-apa. Tapi sebelum menikah, saya dan suami sudah menjalani pre-marital check up. Harganya memang lumayan sih, namun sangat penting loh untuk mengetahui apakah terdapat masalah kesehatan yang dapat muncul ketika nanti mengandung atau memiliki anak. Bagi yang belum tahu, pemeriksaan tersebut meliputi:
1. Pemeriksaan umum
- Pemeriksaan fisik / klinis lengkap
- Pemeriksaan darah rutin meliputi kadar hemoglobin (hb), hematokrit, sel darah putih (leukosit) dan faktor pembekuan darah (trombosit)
- Golongan darah dan Rhesus
- Urinalisis lengkap
2. Pemeriksaan beberapa penyakit hereditas atau yang diturunkan dari orangtua
- Thalasemia
- Hemofilia
- Sickle Cell Disease
3. Pemeriksaan beberapa penyakit menular
- TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Virus)
- HIV, Hepatitis B (HBV) dan Hepatitis C (HCV)
- Venereal Disease Screen (pemeriksaan untuk penyakit syphilis) & penyakit-penyakit lain yang ditularkan melalui hubungan seksual lainnya (STI/Sexually Transmitted Infections)
4. Pemeriksaan yang berhubungan dengan organ reproduksi dan kesuburan
- Untuk wanita meliputi pemeriksaan USG, HSG, dan hormon.
- Untuk pria meliputi pemeriksaan penis, skrotum, prostat, hormon, serta analisis semen dan sperma.
5. Pemeriksaan alergi
Bisa pilih sih, mau mengambil paket lengkap atau beberapa jenis tes saja. Waktu itu kami hanya mengambil paket pemeriksaan umum, pemeriksaan penyakit hereditas, dan TORCH. Kenapa yang lainnya enggak ya, lupa. Mungkin karena harganya lebih mahal lagi, hihihi.... Tapi alhamdulillah semua hasilnya oke.
Nah, kali ini saya akan berbagi cerita mengenai usaha saya dalam rangka mempersiapkan kehamilan selanjutnya.
Pertama, persiapan kesehatan secara umum. Saya ini mempunyai alergi yang selalu kambuh kalau badan sedang enggak fit. Selain itu, saya juga gampang banget masuk angin. Dan bila sudah sakit, biasanya lama sembuhnya. Makanya sebelum hamil, saya bertekad untuk lebih serius menjaga daya tahan tubuh. Sekarang saja kalau sakit repot, apalagi kalau sakitnya ketika sedang hamil atau sudah mempunyai bayi. Persiapan umumnya standar saja sih, di antaranya:
- Istirahat cukup dan berkualitas. Ini paling gampang. Soalnya saya memang enggak suka begadang. Biasa tidur sekitar pukul sembilan malam dan bangun pukul empat pagi.
- Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Yaitu makan tiga kali sehari dengan menu lengkap yang terdiri dari karbohidrat, protein, dan sayur. Serta enggak ketinggalan, mengkonsumsi buah sejam sebelum waktu makan. Ini juga enggak terlalu susah. Yang terasa sulit itu meninggalkan makanan berkadar MSG tinggi seperti mi instan dan ciki-cikian. Namun setelah dijalani dan menjadi rutinitas, ternyata biasa saja sih.
- Minum air putih. Minimal sebanyak delapan gelas per hari. Contohnya ketika bangun tidur, lalu setelah minum madu, kemudian setelah olahraga, dan setelah sarapan. Tuh di pagi hari saja saya sudah minum minimal empat gelas. Begitu juga ketika bepergian, saya enggak pernah lupa untuk selalu membawa bekal air putih.
- Olahraga. Yang biasa saya lakukan yaitu Belly Dance for Fitness sekitar setengah jam setiap hari. Kadang ditambah lari pagi di lapangan komplek tetangga bareng suami setiap akhir pekan.
- Berjemur. Biasanya sambil mengantar Jav ke sekolah pakai sepeda. Bisa juga dilakukan sambil bersih-bersih di halaman. Tapi beberapa minggu ini, mataharinya enggak terlihat nih, Bandung mendung terus.
Kedua, persiapan kesehatan khusus yang dilakukan dalam rangka merencanakan kehamilan. Selain harus sehat secara keseluruhan, saya juga berusaha agar tubuh ini siap untuk hamil. Di antaranya yaitu dengan cara:
- Melakukan tes TORCH. Setelah dikuret, saya enggak boleh hamil dulu. Menurut dokter, saya harus menunggu tiga bulan supaya rahimnya siap kembali. Selain itu, saya juga diberi surat rujukan untuk melakukan tes TORCH. Hasilnya semua baik, sama seperti ketika tes TORCH ketika pre-marital check up. IgG positif dan IgM negatif. Artinya, dulu saya memang pernah terinfeksi Toxoplasma, Rubella, dan CMV, tapi saat ini enggak ada infeksi baru. Jadi blighted ovum sebelumnya bukan dikarenakan infeksi TORCH. Namun tentu saja saya harus tetap berhati-hati agar jangan sampai infeksinya terjadi lagi. Yaitu dengan cara menjaga daya tahan tubuh serta menjalani gaya hidup sehat.
- Melakukan Pap Smear. Sebenarnya saya enggak sengaja berencana melakukan Pap Smear. Namun karena ada program Pap Smear gratis dari BPJS Kesehatan, saya pun enggak melewatkannya. Pap Smear ini dianjurkan dilakukan secara rutin oleh perempuan di atas usia 21 tahun atau perempuan yang sudah menikah (berhubungan seksual). Alhamdulillah, hasilnya negatif, enggak ditemukan sel abnormal maupun sel ganas serviks (leher rahim). Pengalaman tersebut sudah saya ceritakan di sini.
- Mengkonsumsi suplemen asam folat. Ketika dinyatakan siap untuk hamil lagi, dokter memberi saya resep asam folat untuk dikonsumsi secara rutin. Asam folat (folic acid) adalah vitamin B yang merupakan salah satu komponen penting yang diperlukan sejak sebelum kehamilan, karena akan mempengaruhi pembentukan tabung syaraf pada janin. Makanan yang mengandung asam folat tinggi di antaranya jeruk, pepaya, pisang, alpukat, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan roti gandum. Namun sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan asam folat apabila hanya dari makanan. Makanya, bagi perempuan yang sedang merencanakan kehamilan seperti saya, sebaiknya mengkonsumsi 400 mg suplemen asam folat per hari. Nanti kalau hamil, harus mengkonsumsi 600-800 mg suplemen asam folat per hari. Berhubung resep suplemen asam folatnya hanya untuk satu bulan, namun setelah satu bulan belum hamil juga. Maka saya membeli sendiri suplemen asam folat di apotek, serta masih mengkonsumsinya hingga sekarang.
- Mengkonsumsi jus Femmie. Jus Femmie ini dikenal juga dengan nama jus 3 Diva. Kenapa disebut jus Femmie? Karena resep jus ini pertama kali diperkenalkan oleh Ibu Femmie. Kenapa pula disebut jus 3 Diva? Karena bahan untuk membuatnya terdiri dari tiga jenis buah yang memiliki kandungan nutrisi dan vitamin yang dapat meningkatkan kesuburan. Bahan-bahan tersebut yaitu 4 buah wortel impor, 2 buah apel malang, dan 2 buah tomat. Cara membuatnya sangat mudah, langsung saja masukkan semua bahan ke dalam juicer. Jus pun siap untuk dikonsumsi. Resep tersebut cukup untuk dua orang, pasangan suami dan istri. Kalau suami sedang ke luar kota, saya membuat setengah resep saja. Rasanya enak dan membuat tubuh terasa lebih segar.
Sementara ini, itu saja sih hal yang saya lakukan untuk mempersiapkan kehamilan. Belum ada rencana untuk mengkonsultasikan program hamil ini bersama dokter. Dijalani saja dulu.
Selain itu, saya juga memang mempelajari berbagai tip agar bisa cepat hamil seperti menghitung masa subur, dan lain-lain. Namun selama ini agak sulit untuk mempraktikkannya. Pertama, karena suami sering pergi ke luar kota. Jadi ya susah kalau harus mengikuti jadwal masa subur, hehehe.... Kedua, karena terlalu banyak informasi dari artikel yang sudah dibaca malah membuat saya menjadi pusing sendiri. Oleh karena itu, saat ini saya juga sedang berusaha mencari beberapa buku terpercaya untuk dipelajari.
Rupanya Stiletto Book baru saja menerbitkan buku Panduan Cepat Mendapatkan Buah Hati. Buku yang ditulis oleh Yulinda Puspita ini berisi pemahaman tentang sistem reproduksi, cara mengenali masa subur, faktor penghambat kehamilan beserta solusinya, yoga kesuburan, herbal alami untuk meningkatkan kesuburan, tip agar tetap harmonis bersama pasangan, hingga alternatif lain untuk mendapatkan buah hati. Lengkap banget ya. Wajib dibeli dan dibaca nih oleh suami istri yang sedang menantikan buah hati seperti saya.
Well, sekian cerita program hamil saya. Mohon doanya ya.... Bagi teman-teman yang sedang menantikan buah hati juga, mari terus berusaha dan berdoa :)